Minggu, 30 Maret 2014

Tidurlah Nyenyak Patriot Ku

Bicara tentang patriot, menurut saya patriot adalah seseorang yang dapat memotivasi dan memberi semangat di dalam hidup seseorang. Misalnya para pahlawan yang telah gugur. Mereka telah berjuang untuk ke-merdeka-an Indonesia yang akan selalu dikenang dan jasa-jasanya selalu diingat sepanjang masa dari generasi ke generasi yang akan datang. Contoh lainnya adalah seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan anak-anak nya serta mendidik dari masa kecil sampai masa dewasa. Nah, itu sebagian kecil contoh patriot yang menurut saya sangat berarti.

Disini saya akan menceritakan seseorang yang sangat membimbing dan memotivasi diri saya karena saya itu orangnya manja dan suka bergantung dengan orang lain hehe sedikit curhat. Dia adalah Patriot-ku. Namanya Rachmad Tunjung Permana yang biasa akrab di panggil Tunjung. Saya memanggilnya Mas Tunjung. Lahir dari pasangan suami istri Sulikah dan Selamet pada tanggal 7 Januari 1993 di Kalimantan Timur kota Tanjung Selor. Mas Tunjung adalah anak ke-2 dia mempunyai kakak laki-laki yang bernama Erik Budi Purwanto selilih umur kakak beradik ini lumayan jauh berkisar 12 tahun. Waktu itu Mas Erik duduk di bangku SMP, Mas Erik sangat bahagia ketika kelahiran adiknya, hidupnya serasa berwarna. Orang-orang di sekeliling nya sangat menyukai Mas Tunjung mungkin karna faktor wajah yang ganteng dan kulit yang putih.

Ayah nya bekerja sebagai polisi dan ibunya sebagai guru MA di kota Tanjung Selor. Karena orang tua nya sibuk, tak jarang dia dititipkan ke orang. Dan akhirnya pada tahun 1998 ayah nya dipindahkan ke Jember. Saat itu dia berumur 5 tahun, Mas Tunjung mengenyam pendidikan pertamanya di TK AL-IRSYAD Jember. setelah lulus TK dia sekolah di SD Kepatihan V Jember. Ketika dia duduk di bangku kelas 3 SD, dia ikut ibunya pindah di Kecamatan Semboro. Sekolahnya pun pindah ke SD II Sidomekar hingga lulus. Setelah itu dia ikut ayahnya yang berdinas di Bondowoso. Di sana dia sekolah di SMP 1 Bondowoso, satu tahun kemudian ayah nya dipindahkan lagi dan dinas di Polres Jember. Otomatis sekolah nya lagi-lagi berganti seiring dengan tugas dinas ayahnya yang sebagai polisi tersebut. Dia pindah ke SMP N 1 Jember setelah itu dia tinggal bersama ibunya di Semboro, dia berangkat sekolah PP dari Semboro - Jember menggunakan transportasi bus. Setelah dia lulus SMP, ibunya pindah ke Jember karena Mas  Tunjung harus melanjutkan ke SMA. Di Jember dia tinggal di daerah Condro jalan Pelita Kaliwates. Dia bersekolah di MAN 2 JEMBER.

Waktu kelas X dia berada di kelas F dan wali kelasnya Bu Ika kemudian dia naik kelas XI dan mengambil jurusan IPA, XI IPA 1, dan wali kelasnya Bu.Tin lalu dia naik di kelas XII IPA 3. Hari demi hari dia lewati dan akhirnya dia melepas seragam putih abu-abu lalu meneruskan pendidikan di perguruan tinggi, Universitas Jember. Dia kuliah di Fakultas Sastra mengambil jurusan Ilmu Sejarah. Mulai dari kecil hatinya sudah ditempa dengan berpindah-pindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya, dari satu daerah ke daerah yang baru, serta meninggalkan teman-teman sepermainan dan mencoba mencari teman yang baru. Hal itu tidaklah mudah. Dia sangat berjiwa besar dan menerima itu dengan lapang dada. Tak satupun kata mengeluh dia ucapkan dari bibirnya.
###

Awal betemu dengan Mas Tunjung waktu itu aku janjian di MTS 1, sebelum nya aku sudah mengenalnya karena dia alumni MAN 2 JEMBER. Dia lulus dan aku baru kelas X di MAN 2, karena sering berkomunikasi, dan curhat aku mulai menyukai Mas Tunjung tapi perasaan itu masih ku pendam sampai akhirnya dia mempunyai perasaan yang sama. Setelah itu dia mengungkap kan kata-kata yang sederhana yang terucap dari bibirnya "Cha-cha, Mas Tunjung sayang Cha-cha. Mau gak jadi pacar Mas Tunjung?". Aku sedikit malu, deg-degan dan berfikir lama untuk menjawabnya. Dia penasaran dengan jawaban ku lalu dia mempunyai 2 trik, kalau aku mau aku tinggal mengangguk kalo tidak tinggal geleng kepala. Agak canggung dan endingnya aku putuskan untuk mengangguk. Hari itu adalah hari bahagia buat kami sampai akhirnya kita merayakan hari pertama jadian tanggal 12 Februari 2013. Satu tahun aku berpacaran dengan nya. Di Fakultas Sastra dia mengikuti organisasi pencinta alam SWAPENKA, dia sangat menyukai alam, dia pernah mendaki gunung Lamongan di Klakah bersama kawan-kawan, dan dia suka berpetualang.

Aku kelas XI, waktu itu aku sharing dengan Mas Tunjung ada masalah tentang penjurusan, di sekolah ku ada 3 penjurusan IPA, IPS, dan AGAMA. Aku ingin sekali masuk IPS, tapi orang tuaku menuntutku harus masuk IPA. Dan aku putuskan untuk masuk IPA. Banyak kesulitan yang aku alami karena aku kurang menyukai pelajaran IPA. Semangat belajar turun, tiap hari menangis liat nilai yang jelek. Untung ada Mas Tunjung, dia selalu berupaya agar aku kembali bersemangat untuk belajar. Dia memutuskan untuk menjadi guru les privat ku dari pada les di tempat lain yang harus bayar. Sampai akhirnya aku termotivasi untuk kembali belajar. Alhamdulilah nilai ku kembali normal berkat bimbingan nya, Mas Tunjung adalah orang yang sabar dan selalu mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri dan pada suatu ketika dia ikut kegiatan DIKLATSAR yang diadakan di Taman Nasional Meru Betiri, setelah selesai dari diklatsar dia pulang dengan keadaan kaki yang terkena susu panas yang tak sengaja tertumpah di kakinya. Bukan hanya itu, kaki Mas Tunjung juga terkena kutu babi yang mengakibatkan kakinya bengkak. Bukan hanya dia saja yang terkena kutu babi, tapi hampir semua panitia dan peserta lain nya juga terkena kutu babi.

Sampai di rumah ibunya kaget melihat kondisi kaki anak tercintanya dan segera membawa Mas Tunjung ke rumah sakit dan akhirnya dia sembuh. Kemudian dia masuk kuliah lagi karena sudah ketinggalan banyak sekali materi kuliah. Selang beberapa minggu, dia sakit,  badan nya panas dingin, dia di bawa ke Dokter Prayogo.Dokter Prayogo adalah dokter langganan keluarga. Setelah itu panasnya sudah mulai turun, keadaan nya membaik. Namun, beberapa hari kemudian dia kambuh lagi dan di bawa ke Dokter Prayogo lagi. Dia menyarankan untuk tes darah di LAB PRAMITA dan Medical Center, hasil tes darah dari 2 tempat tersebut negative alias baik-baik saja, tidak ada penyakit apapun di tubuh Mas Tunjung. Tetapi tubuh Mas Tunjung merasakan sakit panas dan dingin. Karena tidak kuat, dia dibawa ke Patrang tapi tidak rawat inap hanya diperiksa saja. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan apa-apa, hanya sakit panas dingin. Tanggal 16-23 Maret Mas Tunjung masuk rumah sakit Bina Sehat. Mas Tunjung divonis sakit malaria oleh pihak rumah sakit. Tanggal 23 Maret 2013, dia keluar dari Bina Sehat karena keadaannya sudah membaik.

Karena sakit yang terus diderita, Mas Tunjung lama tidak masuk kuliah. Mas Tunjung lagi-lagi ketinggalan banyak materi dan tidak mengikuti ujian. Dia tidak mau tertinggal, semangatnya yang tinggi untuk belajar membuatnya lupa jika dia sedang sakit. Meskipun masih sakit, badannya belum vit, Mas Tunjung tetap semangat untuk melangkah menuju kampus untuk mengikuti ujian susulan. Dalam keadaan sakit, dia ke kampus mengendarai sepeda motor seorang diri. Badan yang kurang sehat ditambah dengan dinginnya ruang ujian membuat konsentrasinya sedikit berkurang. Dia mengeluh kepalanya sakit. Angin yang menerpa badannya saat pulang ke rumah menambah rasa sakit yang sedari tadi sudah ditahannya demi ujian susulan.

Tanggal 9 April 2013, Mas Tunjung masuk rumah sakit Bina Sehat lagi. Malaria adalah diagnosis dari dokter. Tak lama, dia masuk ruang ICU. Aku menjenguknya, dia sangat bahagia dengan kedatangan ku. Dia meminta ku untuk membawakan buah salak dan manggis. Di ruangan ICU aku bercanda dengan nya senyuman nya menandakan bahwa dia ingin cepat sembuh, tak mau berlama-lama dengan alat bantu pernafasan yang membuatnya risih. Di sela-sela kami bercanda Mas Tunjung berkata "Jangan cengeng lagi, belajar mandiri, dan jangan mudah sakit ya Cha.". Alhamdulilah, hari Sabtu tanggal 19 April dokter sudah memperbolehkannya pulang, namun tidak tahu kenapa sore harinya keadaannya memburuk sehingga dia harus masuk ruangan ICU lagi. Setelah itu dia koma selama 3 hari. Berbagai macam penyakit tiba-tiba melekat ditubuhnya. Yang awalnya hanya divonis malaria, mendadak dokter memberi tahu jika Mas Tunjung sakit jantung dan paru-paru. Info itu sangat, sangat mendadak dan janggal sekali. Kenapa baru terdeteksi sekarang setelah sekian lama di ruang ICU??

Teman-teman pencinta alam, teman-teman kuliah, semuanya tak ada bosannya untuk sekedar memberikan semangat kepada Mas Tunjung untuk berjuang melawan penyakit di dalam tubuhnya. Dia berjuang bagai seorang pahlawan yang berperang melawan penjajah serta ingin mengusirnya dari bumi pertiwi. Sekarang badannya semakin lama semakin menyusut, yang dulunya segar bugar sekarang menjadi kurus kering. Segala jenis alat penunjang kehidupan sekarang sudah menempel ditubuhnya. Hari Selasa, tanggal 23 April 2014, rumah sakit tersebut sempat mengalami pemadaman. Sedangkan semua alat-alat medis membutuhkan listrik. Hal itu membuat keluarga panik. Malam harinya, keadaan Mas Tunjung tidak setabil lagi dan sekitar pukul 23.00 dia tidur untuk selamanya. Air mata kasih sayang tak terbendung lagi....................

Selamat jalan Patriot-ku, tidurlah dengan nyenyak. Bidadari surga akan menemanimu disana. Engkau banyak sekali memberikan pelajaran hidup untuk ku. Pantang menyerah, rasa empati, rasa peduli terhadap sesama, pentingnya semangat untuk belajar, mandiri, dan Mas Tunjung juga berhasil membuat aku tidak cengeng lagi. Aku hanya bisa mengenangmu lewat doa dan tulisan.
###

Batu Senja
Tubuhmu yang kekar
Kini telah terkulai lemas di peraduan
Semua menangis pecah mengantar kepergianmu
Secepat ini kau temui Sang Agung
Namun, kini kamu menghembus nafas lega
Belati tajam yang menancap di dadamu
Kini sudah tak terasa
Damai kau disana
Bersama dekapan hangat-Nya

Lampiran foto-foto:
Mas Tunjung dalam gendongan ayahnya
Mas Tunjung umur 5 bulan
Maen pistol-pistolan
Narsis dulu sebelum kuliah
Bersama teman-teman
Aku dan Dia
Tempat terakhir

8 komentar:

  1. mengharukan sekali :D dia adalah pahlawan anda dia meninggal tidak sia" di pah lawan anda yang lebih dari pahlawan bangsa

    #menurutku :D

    BalasHapus
  2. Eh arek Jember toh?

    matur nuwun ya mbak Ristha sudah turut menyemarakkan Tasyakuran Sang Patriot

    BalasHapus
  3. Saya bahagia bisa mengenal sosok Rachmad Tunjung Permana. Ia adalah lelaki muda yang ramah, murah senyum dan pernah menemani saya ngopi di sebuah kantin.

    Ketika Tuhan memanggilnya, saya ada di RS Bina Sehat. Cara rumah sakit itu memperlakukan pasiennya yang telah meninggal dunia sungguh menyedihkan sekali. Saya pernah menuliskan itu di blog.

    Terima kasih ya Mbak atas sekeping kisahnya. Sekali lagi terima kasih.

    Berkunjunglah ke rumah saya di JL Slamet Riyadi 135 Patrang - Jbr, Anda akan saya beri buku sendiri, Sang Patriot.

    BalasHapus
  4. Sedih deh bacanya. Begitu muda, waktu terlalu cepat untuknya :)

    BalasHapus
  5. Semoga amal ibadahnya diterima di sisinya... Amiin...

    Semoga diberi ketabahan ya, & tetap dpt menghidupkan inspirasi Masnya...

    BalasHapus
  6. tahun 2011 awal aku ber-9 berangkat ke TN. Meru Betiri untuk mengikuti DIKLATSAR penicnta alam di sastra. 1 diantara kami adalah si Tunjung atau yang biasa kami panggil Bunglon, nama lapangan pemberian dari Panitia.

    tak berselang lama aku juga ikut bersama dia untuk melakukan pendakian ke Gn. Lemongan di daerah Klakah. bersama merasakan dinginnya air hujan, kesasar di lereng gunungnya. dan merasakan kemegahan karunia puncak gunung 1651 mdpl.

    tapi aku tak begitu mengnal dia, pertemuan terakhir dengannya ketika dia terbaring dengan senyum manisnya saat berada di Rs. Bina Sehat membicarakan keinginannya untuk melakukan pengambilan NIA organisasi dan mendaki puncak dari gn. Semeru.

    tapi Tuhan berbicara lain. dan hanya doa dan kasih persaudaraan yang dapat menyatukan aku dengannya. Semoga akan slalu tenang disana.

    beribu terima kasih atas kisah yang tertulis ini.

    BalasHapus